Profil Bale Juroeng

Bale Juroeng

Bale Juroeng adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, berdiri 6 April 1999 di Langsa, Aceh dengan aktivitas utama dibidang Lingkungan Hidup dan Budaya, berbasiskan pada masyarakat, tidak mengambil untung, melakukan kegiatan secara swadaya, juga dapat melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi, dunia usaha, dan individu di dalam dan luar negeri dengan tatanan kerja saling menghormati dan dapat diperc

Aktivitas Bale Juroeng

Bale Juroeng dalam melakukan aktivitas kegiatannya, menjunjung tinggi kearifan lokal, tidak melanggar etika beragama, budaya, suku dan antar golongan, bekerja sesuai kemampuan sumber daya manusia yang kami miliki, dan memastikan pekerjaan tersebut dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan budaya di wilayah kerja.


Tujuan Kami

  • Mendukung rakyat dan masyarakat serta negara untuk menentukan masa depan pengelolaan lingkungan dan budaya secara berkelanjutan.
  • Memastikan bahwa setiap kegiatan dari dana hibah berjalan sesuai perencanaan sehingga bermanfaat bagi lingkungan yang tepat dan kegiatan tersebut dijalankan sesuai dengan arahan lingkungan, tata cara, sifat sosial dan budaya lokal.


28 Januari 2009

Jeungki


“JEUNGKI”, ALAT TRADISIONAL MASYARAKAT ACEH UNTUK MENUMBUK

Jeungki adalah suatu alat tradisional masyarakat Aceh untuk menumbuk padi, dan sering juga dipergunakan untuk menumbuk kopi.

Ada 2 (dua) jenis cara pengo[perasian jeungki yang dikenak oleh orang Aceh, yaitu;
1. Jeungki yang digerakkan oleh manusia.
2. Jengki Ie yang digerakkan memakai kincir air.
Pada posting ini penulisan akan di fokuskan kepada jeumgki yang digerakkan oleh manusia.
Jeungki memenuhi syarat-syarat dasar kerja suatu alat teknologi sederhana, secara umum komponen utamanya terbuat dari kayu. Ada 3 komponen utama sebuah jeungki yaitu; jeungki, alu dan lesung.

Output hasil produksi pengolahan jeungki;
Input Proses Output
Padi Jeungki Beras

Input Proses Output
Beras Jeungki Tepung

Input Proses Output
Kopi Jeungki Bubuk Kopi

Uraian singkat sebuah jeungki yaitu; digerakkan dengan kaki, titik tumpang lebih keujung pengungkit sehingga memberikan pukulan yang lebih keras, diujung pengungkit dipasang suatu kerangka terdiri atas dua bagian tegak lurus yang dihubungkan oleh kayu as (penggerak) harizontal sehingga jeungki akan naik dan turun, diujung sisi yang lain tempat dipasangkan alu (Aceh: alee) untuk menumbuk pada lesung.

Proses pengolahan padi; menjemur padi yang akan di tumbuk sesuai kebutuhan selama 4 jam, masukkan padi setengah muatan lesung, efektifitas untuk memakai jeungki dilaksanakan oleh 2 orang, satu orang menginjang ujung pengungkit jeungki dan satu yang lain menjaga muatan lesung.
Padi yang telah ditumbuk memakai alee seuneba dikumpulkan untuk di tampi sampai kulit ari padi terpisah dengan beras, setelah selesai proses tersebut selanjutnya yaitu mengganti alu seuneroh untuk memulai menumbuk kembali beras yang setengah bersih agar menjadi beras yang siap untuk di konsumsi atau di jual.
Semakin sering kita menggunakan jeungki, maka semakin mahir untuk menumbuk berbagai keperluan seperti menumbuk padi, tepun beras dan menumbuk bubuk kopi. Jeungki selama ini sudah semakin jarang digunakan untuk menumbuk padi karena telah banyak pabrik pengolahan padi mesinisasi hampir disetiap sentra penghasil padi.
Setiap bulan ramadhan datang, desa-desa di Aceh jeungki masih sering dipakai oleh masyarakat untuk menumbuk tepung dalam persiapan membuat kue lebaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar