Profil Bale Juroeng

Bale Juroeng

Bale Juroeng adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, berdiri 6 April 1999 di Langsa, Aceh dengan aktivitas utama dibidang Lingkungan Hidup dan Budaya, berbasiskan pada masyarakat, tidak mengambil untung, melakukan kegiatan secara swadaya, juga dapat melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi, dunia usaha, dan individu di dalam dan luar negeri dengan tatanan kerja saling menghormati dan dapat diperc

Aktivitas Bale Juroeng

Bale Juroeng dalam melakukan aktivitas kegiatannya, menjunjung tinggi kearifan lokal, tidak melanggar etika beragama, budaya, suku dan antar golongan, bekerja sesuai kemampuan sumber daya manusia yang kami miliki, dan memastikan pekerjaan tersebut dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan budaya di wilayah kerja.


Tujuan Kami

  • Mendukung rakyat dan masyarakat serta negara untuk menentukan masa depan pengelolaan lingkungan dan budaya secara berkelanjutan.
  • Memastikan bahwa setiap kegiatan dari dana hibah berjalan sesuai perencanaan sehingga bermanfaat bagi lingkungan yang tepat dan kegiatan tersebut dijalankan sesuai dengan arahan lingkungan, tata cara, sifat sosial dan budaya lokal.


12 Februari 2009

TAMBAK PARIT (SYLVOFISHERY)



Gambaran Umum

Tambak parit (Sylvofishery) adalah suatu kegiatan terpadu antara budiaya perikanan (ikan, udang dan kepiting) dengan kegiatan pemeliharaan dan upaya pelestarian hutan mangrove.
Tujuan dari pembuatan tambak parit adalah untuk mencegah semakin meluasnya kerusakan hutan bakau/mangrove, dan untuk mengembalikan serta melestarikan ekosistem air payau dan jalur hijau pantai, melalui pemanfaatan lahan sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi lingkungan ekosistem mangrove.
Inti dari pengenalan pembuatan tambak parit/ sylvofishery/ wanamina adalah untuk merubah bertahap model tambak tradisional/ tambak konvensional dimana bentangan lahan pada tambak sangat terbuka atau hampir tidak memiliki pohon mangrove menjadi tambak yang ditata dengan penanaman pohon mangrove.

Teknik Pembuatan Sylvofishery

Pemilihan pembuatan tambak parit sebaiknya bukan dilakukan untuk membuka lahan baru pada kawasan ekosistem mangrove, akan tetapi dilaksanakan untuk merubah tambak konvensional yang telah ada di areal tertentu dan terutama tambak konvensional terlantar.
Setelah memilih dan menentukan lokasi tambak, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengukuran, pembersihan lapangan, pembuatan saluran, pembuatan/perbaikan tanggul, pembuatan pintu air (daka) dan pembuatan caren (areal pemeliharaan ikan, atau di Aceh disebut kulam tebat).
Ringkasan pembuatan sylvofishery yaitu pengukuran lokasi meliputi luas areal, bentuk tambak, penentuan saluran, letak dan ukuran pintu air, tanggul, lebar dan dalam caren serta luas peltaran tambak. Pembersihan lapangan bertujuan untuk memudahkan pembuatan tambak, kemudian pembuatan saluran dibuat dengan menyesuaikan kedalaman tambak agra distribusi air lancar baik pada saat kondisi pasang surut air laut, sehingga diperlukan data tinggi dan rendah pelataran tambak, dasar pelataran yang baik yaitu 40 cm dibawah permukaan air pasang rata-rata, kedalaman karen atau parit keliling adalah 40 cm dibawah pelataran tambak (areal tanaman bakau), kedalaman saluran 15 cm lebih rendah dari kedalaman karen.
Pembuatan tanggul yaitu tanah galian pembuatan caren atau parit keliling di timbun di sisi luar saluran menjadi pematang/ tanggul mengelilingi seluruh petakan tambak parit, selanjutnya pembuatan pintu air dibuat dengan bahan kayu atau pipa paralon (pvc) standar disesuaikan dengan perbedaan pasang surut air laut, contoh jika perbedaan pasang surut 1,6 sampai 1,2 meter, maka pintu air dibuat setinggi 1,5 – 3 meter. Pembuatan caren (areal pemeliharaan ikan) standar yaitu lebar 5 meter atau lebih atau mengelilingi pelataran tambak, jika luas tambak 1 hektar maka luas caren berkisar 2800 – 3000 M2 atau minimal 30 % dari luas tambak atau disesuaikan dengan kontur tanah tambak.

Tambak Parit di Mangrove Information Center

Harus menjadi ingatan kita bahwa tambak parit sebaiknya dibuat dengan merubah tambak konvensional khususnya tambak terlantar di areal tertentu, pembuatan sylvofishery di Mangrove Information Center (MIC) desa Aramiyah, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur adalah sebuah usaha untuk menjadikan kawasan budidaya dan konservasi berjalan harmonis sehingga secara bertahap bisa memberikan pemahaman dan penyadaran terhadap perbaikan kawasan ekosistem mangrove di daerah tersebut.
Hasil yang diharapkan dari pembuatan tambak parit yaitu adanya penanaman bibit bakau di areal tambak konvensional, akan meningkatkan secara bertahap hasil budidaya perikanan air payau di masa yang akan datang dan akan berjalan bersamaan dengan perawatan bibit mangrove, sehingga terdapat dua buah harapan atau optimisme keberhasilan budidaya sekaligus keberhasilan rehabilitasi hutan mangrove.
Diakonie Katastrophenhilfe (DKH) sebuah NGO yang berasal dari Jerman telah memberikan hibah kepada LSM Bale Juroeng untuk melaksanakan pembuatan suatu kawasan terpadu yang disebut Mangrove Information Center (MIC) dan dalam kegiatan ini terdapat pembuatan tambak parit (sylvofishery) sebagai pilot project bagi pengembangan kegiatan merubah tambak konvensional menjadi tambak parit bagi masyarakat pemilik lahan tambak terlantar di sekitar desa Aramiyah khususnya dan Kabupaten Aceh Timur umumnya.

Joni Seminarta, SP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar