Profil Bale Juroeng

Bale Juroeng

Bale Juroeng adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, berdiri 6 April 1999 di Langsa, Aceh dengan aktivitas utama dibidang Lingkungan Hidup dan Budaya, berbasiskan pada masyarakat, tidak mengambil untung, melakukan kegiatan secara swadaya, juga dapat melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi, dunia usaha, dan individu di dalam dan luar negeri dengan tatanan kerja saling menghormati dan dapat diperc

Aktivitas Bale Juroeng

Bale Juroeng dalam melakukan aktivitas kegiatannya, menjunjung tinggi kearifan lokal, tidak melanggar etika beragama, budaya, suku dan antar golongan, bekerja sesuai kemampuan sumber daya manusia yang kami miliki, dan memastikan pekerjaan tersebut dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan budaya di wilayah kerja.


Tujuan Kami

  • Mendukung rakyat dan masyarakat serta negara untuk menentukan masa depan pengelolaan lingkungan dan budaya secara berkelanjutan.
  • Memastikan bahwa setiap kegiatan dari dana hibah berjalan sesuai perencanaan sehingga bermanfaat bagi lingkungan yang tepat dan kegiatan tersebut dijalankan sesuai dengan arahan lingkungan, tata cara, sifat sosial dan budaya lokal.


16 Februari 2009

ALAT TRADISIONAL MASYARAKAT ACEH MEMERAS TEBU




Nyeuh Teubee
Ada 2 alat tradisional memeras tebu di Aceh yaitu weng teubee dan nyeuh teubee, seiring perkembangan waktu pada saat sekarang hanya nyeuh teubee yang masih sering kita lihat di Aceh dipergunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan air tebu, sehingga informasi mengenai alat tradisional memeras tebu ini akan di fokuskan pada penulisan nyeuh teubee.

Weng teubee adalah alat tradisional untuk memeras tebu digerakkan dengan memakai hewan seperti kerbau dan lembu, alat ini pada masa lalu untuk mengolah air tebu dalam jumlah besar untuk di proses lanjutan menjadi gula semut.

Nyeuh teubee adalah alat tradisional sederhana masyarakat Aceh untuk memeras tebu dalam jumlah terbatas dan digerakkan oleh manusia, air tebu hasil perasan biasanya diminum langsung.

Cara Kerja Nyeuh Teubee
Prinsif kerja nyeuh teubee sangat mudah, setiap manusia bisa menggunakannya dapat dilakukan sendiri atau berdua. Tebu-tebu terlebih dahulu dipersiapkan jika kita akan memeras airnya, seteh dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran, biasanya panjang 1 meter, kemudian tebu tersebut dijemur kurang lebih selama 2 jam agar tidak rapuh.
Ambil 1 batang tebu setelah melalui proses penjemuran pegang salah satu sisinya, kemudian ujung tebu sisi lain letakkan pada bidang datar nyeuh teube, tongkat pengungkit diangkat ke atas, selanjutnya tekan tongkat pengungkit untuk menekan tebu perlahan-lahan sambil menggeser tebu pada bagian-bagian yang belum ditekan, lakukan berulang-ulang sampai seluruh sisi tebu telah ditekan, pada saat proses pemerasan tersebut air tebu akan turun mengalir melalui bidang kerucut alat tersebut menuju ke bawah ketempat penampungan yang telah disediakan.
Kaki kita bisa turut membantu mempercepat proses pemerasan batang tebu yaitu dengan cara memberi tambahan tongkat pengungkit di kaki dihubungkan dengan tali pada tongkat pengungkit pada tangan. Setelah tebu yang kita peras menjadi pipih, ke dua ujung tebu dilipat menjadi dua bagian, kemudian sisi ujung yang tidak menyatu ditekan kuat-kuat pada bidang datar dengan tongkat pengungkit, masukkan kayu ukuran kecil pada sisi lipatan tebu kemudian putar tebu dengan memelintirkannya sampai benar-benar airnya terperas habis.
Jika kita melakukan perjalanan darat di seluruh Aceh, maka kita akan menemukan banyak tempat dipinggir sepanjang jalan negara baik di pantai timur maupun pantai barat Aceh akan menemukan masyarakat Aceh menjual air tebu dengan memakai alat peras nyeuh teubee. Peras tebu berarti memeras keringat untuk mendapatkan tambahan ekonomi rumah tangga nah selamat mencoba memeras dan minum air tebu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar